Pernah
denger cinta buta ?? bla.... bla.... bla... . Tentu beda , pendapat islam dengan filosof-filosof Yunani tentang pengertian maupun pemahaman cinta buta. Aristoteles ( filosof Yunani
) mengartikan cinta buta itu adalah cinta yang buta untuk melihat aib orang
yang di cintai. ( hloo.. :D )
Itu
kalo mereka , kalo islam ??
Al-Isyqu
atau cinta buta adalah istilah atau sebutan untuk cinta yang
berlebih-lebihan sebagaimana kita menggunakan uang secara berlebih. Al-Jahizh
berkata ‘ “Setiap kata Al-Isyqu bermakna cinta , tapi tidak setiap cinta
bermakna Al-Isyqu.
Hal
di atas sama dengan apabila kita cinta akan disertai rasa rindu , dan tidak
setiap rasa rindu diiringi dengan cinta^^ . rindu ?? Kerinduan itu ketamakan
yang muncul di hati , bergerak dan tumbuh, kemudian bisa terarah dan bisa
menyatu dengan hasrat.
Kita kembali ke permasalahan .Orang
yang terkena cinta buta bisa berujung ketidakwarasan ato gila .
Pandangannya redup , badan terkuasai , dan hati terbutakan.
Pernah
denger atau lihat atau malah di ajarin syair ini ? :
Cinta
itu hanyalah percikan yang menutupi mata
Mata
yang meleleh tak sanggup memberi lirikan
Cinta
buta itu sulit dipahami ,secara akal pun susah ditebak. Apalagi tempatnya ,
sukar untuk ditemukan. Orang yang terkena virus cinta buta hampir mirip atau
bahkan bisa disebut orang gila. Lihat saja oarng yang terkena virus itu ,
gerakan tubuhnya kacau , mukanya pucat ,perkataannya kacau juga , pendapatnya
juga lemah . Mirip kan ?? :D
Tapi
inget , konteks ini berbeda dengan cinta kita kepada keluarga. Baik itu
orang tua kita , kakek nenek kita , atau bahkan anak-anak kita. Karena cinta
kita kepada mereka ( keluarga kita ) adalah cinta akal , sedangkan cinta buta
itu termasuk cinta ruh.
(
Sebagai penutup ) Jiwa yang menyatu karena kecocokan , semua akan memancarkan cahayayang
menyinari jiwa untuk mengetahui keelokan seseorang yang dicintai.
Selamatkan
dirimu dari cinta pembawa bencana
Aku
tak memilihnya selagi ada akal di kepala
Hirup
ketenangan hidup
Karena
permulaan cinta adalah ketenangan
Pertengahannya
derita
Dan
kesudahannya nyawa melayang
0 komentar:
Posting Komentar