Ja’far
bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim . Itu lah nama lengkap ja’far bin Abu Thalib , sepupu
Rasulullah SAW. Masuk islam sejak
awal-awal dakwah Beliau SAW. Ja’far juga sempat ikut rombongan kaum muslimin
yang hijrah ke Habsyah dan menjadi pemimpin rombongan tersebut.
Ja’far
masuk islam melalui dakwah Abu Bakr Ash-Shidiq RA dan mengucapkan syahadat di
hadapan Abu Bakr. Asma’ binti Umais , itulah nama kekasih ja’far . Mereka
berdua termasuk Assabiqunal Awalun . Dan karena keislaman mereka , mereka tidak
luput dari siksaan kaum kafir Quraisy.
Oleh
karena itulah , Ja’far meminta izin ke Rasulullah SAW untuk ikut hijrah ke
Habasyah dan Rasulullah pun mengizinkan. 10 tahun ja’far bersama istrinya
tinggal di Habasyah dengan tenang , dan kebebasan untuk menjalankan syari’at
islam. Setelah itu , Ja’far hijrah ke Yatsrib dab bertemu Rasulullah SAW. Di
sana , Beliau SAW mengatakan kegembiraannya karena bertemu dengan Ja’far.
Begitu pula kaum muslimin yang menyambut Ja’far dengan suka cita. “Ia adalah seorang
figur yang dermawan dan pembela kaum lemah” kata seorang sahabat pada waktu
itu. Karena itulah , Ja’far dijuluki Abu
Masakin ( bapak orang-orang miskin ).
Puncak
perjuangan Ja’far bagi islam adalah ketika Rasulullah SAW menyerukan kepada
kaum muslimin untuk perang mu’tah. Perang ini terjadi pada bulan
Agustus/September tahun 629M , bertepatan pada bulan Jumadil Ula tahun 8H.
Sebelum
keberangkatan kaum musliminpada perang mu’tah , Rasulullah SAW berpesan
“Apabila Zaid terbunuh , maka Ja’far (yang mengambil alih). Apabila Ja’far
terbunuh , maka Abdullah bin Rawahah”. Dalam peperangan ini , kaum muslimin
berjumlah 3000 pasukan , sedangkan dari pihak musuh berjumlah 200.000 pasukan.
Perang
di mulai , ketika zaid mengambil panji islam. Zaid berperang sanagt gagah
berani , layaknya seorang yang tangguh hingga di hujami tombak-tombak musuh
lalu gugur , mati syahid. Ketika itulah , Ja’far mengambil alaih panji kemudian
perang dengan gaya yang amat mencengangkan. Setelah merasa kelelahan , Ja’far
turun dai kudanya yang berwarna merah kekuning-kuningan , lalu menyembelihnya.
Setelah gigih berperang , ia dikeroyok oleh banyak orang dan akhirnya ,
terputuslah lengan kanannya , yang kemudian panji dipegang oleh tangan kirinya
yang akhirnya putus juga. Ja’far tak menyerah , panjinya pun dipeluk ke dadanya
dengan kedua lengannya. Namun tidak lama kemudian , disabet lah tubuh Ja’far
hingga beliau mati syahid menyusul Zaid. Panji pun berpindah ke tangan Abdullah
bin Rawahah yang juga akhirnya mati sebagai syuhada’ , menyusul kedua
sahabatnya yang terlebih dahulu mati syahid.
Singkat
cerita , ketika Rasullah mendengar cerita gugurnya ketiga orang tersebut , maka
Beliau SAW mendatangi rumah Ja’far dan menceritakan apa yang terjadi ke pada
istrinya , Asma’ binti Umais. Mendengar apa yang diceritakan, Asma’ menangis
tersedu-sedu. Kemudian Rasulullah SAW berdoa , “Ya Allah , gantilah Ja’far bagi
anak-anaknya...Ya Allah , gantilah Ja’far bagi istrinya”. Kemudian Rasulullah
SAW bersabda, “Sungguh , aku melihat Ja’far berada di surga , dia mempunyai 2
sayap yang berlumuran darah. Sehingga , ia bisa terbang kemanapun yang ia
kehendaki (di surga ).
Oleh
karena itulah , Ja’far dijuluki Ath-Thayyar
(yang banyak terbang) dan Dzul Janahain
(yang memiliki 2 sayap). Dijelaskan di suatu Riwayat , ketika kaum muslimin
mencari tubuh Ja’far , mereka menemukan Jasadnya dan terdapat lebih dari 90
tusukan tombak dan anak panah.
0 komentar:
Posting Komentar