Sabtu, 06 September 2014

Sang Pemilik 2 Sayap di Surga

Leave a Comment

                Ja’far bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim . Itu lah nama  lengkap ja’far bin Abu Thalib , sepupu Rasulullah SAW.  Masuk islam sejak awal-awal dakwah Beliau SAW. Ja’far juga sempat ikut rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habsyah dan menjadi pemimpin rombongan tersebut.

                Ja’far masuk islam melalui dakwah Abu Bakr Ash-Shidiq RA dan mengucapkan syahadat di hadapan Abu Bakr. Asma’ binti Umais , itulah nama kekasih ja’far . Mereka berdua termasuk Assabiqunal Awalun . Dan karena keislaman mereka , mereka tidak luput dari siksaan kaum kafir Quraisy.

                Oleh karena itulah , Ja’far meminta izin ke Rasulullah SAW untuk ikut hijrah ke Habasyah dan Rasulullah pun mengizinkan. 10 tahun ja’far bersama istrinya tinggal di Habasyah dengan tenang , dan kebebasan untuk menjalankan syari’at islam. Setelah itu , Ja’far hijrah ke Yatsrib dab bertemu Rasulullah SAW. Di sana , Beliau SAW mengatakan kegembiraannya karena bertemu dengan Ja’far. Begitu pula kaum muslimin yang menyambut Ja’far dengan suka cita. “Ia adalah seorang figur yang dermawan dan pembela kaum lemah” kata seorang sahabat pada waktu itu. Karena itulah , Ja’far dijuluki Abu Masakin ( bapak orang-orang miskin ).

                Puncak perjuangan Ja’far bagi islam adalah ketika Rasulullah SAW menyerukan kepada kaum muslimin untuk perang mu’tah. Perang ini terjadi pada bulan Agustus/September tahun 629M , bertepatan pada bulan Jumadil Ula tahun 8H.

                Sebelum keberangkatan kaum musliminpada perang mu’tah , Rasulullah SAW berpesan “Apabila Zaid terbunuh , maka Ja’far (yang mengambil alih). Apabila Ja’far terbunuh , maka Abdullah bin Rawahah”. Dalam peperangan ini , kaum muslimin berjumlah 3000 pasukan , sedangkan dari pihak musuh berjumlah 200.000 pasukan.

                Perang di mulai , ketika zaid mengambil panji islam. Zaid berperang sanagt gagah berani , layaknya seorang yang tangguh hingga di hujami tombak-tombak musuh lalu gugur , mati syahid. Ketika itulah , Ja’far mengambil alaih panji kemudian perang dengan gaya yang amat mencengangkan. Setelah merasa kelelahan , Ja’far turun dai kudanya yang berwarna merah kekuning-kuningan , lalu menyembelihnya. Setelah gigih berperang , ia dikeroyok oleh banyak orang dan akhirnya , terputuslah lengan kanannya , yang kemudian panji dipegang oleh tangan kirinya yang akhirnya putus juga. Ja’far tak menyerah , panjinya pun dipeluk ke dadanya dengan kedua lengannya. Namun tidak lama kemudian , disabet lah tubuh Ja’far hingga beliau mati syahid menyusul Zaid. Panji pun berpindah ke tangan Abdullah bin Rawahah yang juga akhirnya mati sebagai syuhada’ , menyusul kedua sahabatnya yang terlebih dahulu mati syahid.

                Singkat cerita , ketika Rasullah mendengar cerita gugurnya ketiga orang tersebut , maka Beliau SAW mendatangi rumah Ja’far dan menceritakan apa yang terjadi ke pada istrinya , Asma’ binti Umais. Mendengar apa yang diceritakan, Asma’ menangis tersedu-sedu. Kemudian Rasulullah SAW berdoa , “Ya Allah , gantilah Ja’far bagi anak-anaknya...Ya Allah , gantilah Ja’far bagi istrinya”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh , aku melihat Ja’far berada di surga , dia mempunyai 2 sayap yang berlumuran darah. Sehingga , ia bisa terbang kemanapun yang ia kehendaki (di surga ).

                Oleh karena itulah , Ja’far dijuluki Ath-Thayyar (yang banyak terbang) dan Dzul Janahain (yang memiliki 2 sayap). Dijelaskan di suatu Riwayat , ketika kaum muslimin mencari tubuh Ja’far , mereka menemukan Jasadnya dan terdapat lebih dari 90 tusukan tombak dan anak panah.

0 komentar:

Posting Komentar